~ 3 min read

Yuk Ketahui Sunat

Sunat adalah prosedur medis yang dilakukan untuk menghilangkan sebagian atau seluruh bagian dari prepusium (lapisan tipis kulit yang meliputi ujung penis) pada bayi laki-laki. Sunat dilakukan untuk berbagai alasan, termasuk alasan medis, religi, atau budaya. Namun, dalam beberapa kasus, ada pertanyaan tentang apakah sunat diperlukan untuk kesehatan bayi.

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), sunat dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan bagi bayi laki-laki. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Mengurangi risiko infeksi: Sunat dapat mengurangi risiko infeksi saluran kemih pada bayi laki-laki.
  2. Mengurangi risiko kanker penis: Sunat dapat mengurangi risiko kanker penis pada bayi laki-laki.
  3. Mengurangi risiko phimosis: Phimosis adalah kondisi di mana prepusium tidak dapat ditarik kembali dari ujung penis. Sunat dapat mengurangi risiko phimosis.
  4. Mengurangi risiko parafimosis: Parafimosis adalah kondisi di mana prepusium tidak dapat ditarik kembali ke posisi normal setelah ditarik kembali. Sunat dapat mengurangi risiko parafimosis.

Namun, AAP juga menyatakan bahwa sunat tidak diperlukan untuk kesehatan bayi dan bahwa risiko infeksi dan kanker penis yang diakui dapat diatasi dengan metode lain seperti menjaga kebersihan penis dan melakukan pemeriksaan rutin dengan dokter.

Secara umum, keputusan untuk melakukan sunat pada bayi harus ditentukan oleh orang tua setelah mempertimbangkan faktor medis, religi, dan budaya yang relevan. Sebaiknya orang tua harus berbicara dengan dokter untuk mendapatkan saran dan informasi yang dibutuhkan sebelum membuat keputusan.

Selain itu, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan sunat pada bayi, seperti:

  1. Waktu yang tepat: Sunat harus dilakukan pada saat yang tepat, biasanya antara 2 hingga 6 minggu setelah lahir. Ini karena bayi yang baru lahir cenderung lebih mudah untuk diajak bekerja sama dan lebih cepat sembuh daripada bayi yang lebih tua.1.
  2. Pemilihan dokter yang tepat: Orang tua harus memilih dokter yang memiliki pengalaman dalam melakukan sunat dan yang memiliki sertifikat dari organisasi medis yang relevan.1.
  3. Risiko dan komplikasi: Orang tua harus memahami risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi setelah melakukan sunat, seperti infeksi, perdarahan, dan kerusakan jaringan.1.
  4. Perawatan luka: Orang tua harus mengetahui cara yang tepat untuk merawat luka setelah melakukan sunat, seperti menjaga luka tetap bersih dan kering, dan memberikan obat-obatan yang dibutuhkan untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan.1.
  5. Perbedaan sunat medis dan sunat tradisional: Orang tua harus memahami perbedaan antara sunat medis dan sunat tradisional, termasuk perbedaan dalam teknik, risiko, dan perawatan setelah operasi.

Secara keseluruhan, sunat merupakan prosedur yang dapat menawarkan beberapa manfaat kesehatan bagi bayi laki-laki. Namun, orang tua harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut di atas sebelum membuat keputusan untuk melakukan sunat pada bayi mereka. Sebaiknya orang tua harus berbicara dengan dokter untuk mendapatkan saran dan informasi yang dibutuhkan sebelum membuat keputusan.